SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA
L. Fathiyah Hadi: ALIF DALAM HIJAIYAH PERJALANAN USTADZAH HALIMAH ALAYDRUS

AL ANWAARU MATHAYA ALQULUUBI WA AL ASRAAR


Nur (cahaya-cahaya)iman, keyakinan dan dzikir itu semua sebagai kendaraan yang dapat mengantarkan hati manusia kehadirat ALLAH SWT serta menerima segala rahasia dariNYA

Senin, 28 Maret 2011

ALIF DALAM HIJAIYAH PERJALANAN USTADZAH HALIMAH ALAYDRUS

Lelaki tua itu kutemu dalam jejak langkah takdirku menelusuri masa,
di tahun-tahun pertama pesantrenku di bagian timur daerah jawa.
Kakak lelakiku yang entah dengar tentang dia dari siapa membawaku menemuinya
di sebuah rumah tua yang tak kuingat benar di mana tepatnya ia berada.

"Dia itu seorang wali" Kata kakakku di perjalanan menuju rumah itu

"Wali itu apa, kak?" Tanyaku tak mengerti

"Orang yang punya keramat, begitulah.." Jawabnya singkat saja

"Keramat itu apa, kak?" Tanyaku masih tak mengerti

"Bisa melakukan yang orang biasa tidak bisa melakukannya"

"Seperti apa, kak?" Tanyaku lagi

"Seperti mengetahui masa depan seseorang"

"Kayak dukun ya, kak?" Kataku sok mengerti

"Bukan, bukan dukun... Kalau dukun itu dibantu jin atau syetan. Kalau wali itu diberi kelebihan oleh Allah"

"Owh..." Aku berusaha mengerti.

"Tapi dari mana kita tahu kalau kelebihannya itu dari Allah dan bukan dibantu jin atau syetan, kak?" Tanyaku lagi

"Hmmm.. Ya... Aku juga tidak tahu.." Jawabnya mulai bingung

"Setidaknya begitu yang aku dengar dari banyak orang, dia itu wali yang zuhud!"

"Zuhud itu apa kak?" Tanyaku lagi

"Orang yang menolak dunia, begitulah" Jawabnya yang sepertinya juga tak cukup mengerti.

Kabarnya dulu dia pernah dihadiahi bupati uang satu koper penuh karena menyembuhkan anak gadisnya dari penyakit gila. Namun uang sekoper tersebut hangus jadi abu karena dia menyulutkan pemantik api dihadapan si bupati. Seraya berkata:

"Uang rakyat yang kau pakai untuk kepentinganmu sendiri hanya akan membawamu kepada api".

"Sejak itu orang-orang bilang bahwa dia itu wali yang zuhud"

"Oowh.. Seperti wali-wali songo zaman dulu itu ya, kak? Yang menyebarkan agama islam dan menolak upeti-upeti dari penguasa?"

Kakakku mengangguk.

"Dan dia aneh.." Tambahnya lagi

Giliran aku kini yang mengangguk. Bukan karena aku mengerti keanehannya tapi setidaknya itu adalah kata yang aku tahu benar artinya. Dan juga kudapati kebenarannya ketika aku sudah berada di rumah bertembok bambu itu.

Seorang lelaki tua yang aneh..

Tepat seperti itu aku menilainya sebab dia berbaju bahkan memakai jas tapi bawahnya bersarung lusuh, berpeci putih bersih tapi rambutnya terlihat kelabu dan awut-awutan panjang sebahu, dan sepertinya dia tak pernah mengenakan sandal hingga kakinya kulihat sangat berdebu.

Kakakku mengajaknya bicara entah apa, aku tak mendengarkannya sebab aku sibuk sendiri dengan pemikiran dan penilaian-penilaianku tentang dirinya. Aku pandangi lelaki itu dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Sebuah perpaduan yang aneh untuk penampilan seorang kyai.

Kyai??

Ya, begitulah..

Meski tak tepat betul penyebutannya sebagai seorang kyai, sebab orang seaneh itu tak bisa kubayangkan memiliki santri, tapi kakakku memanggilnya begitu, dan aku tanpa berani protes mengikuti jejaknya.

Lalu tiba-tiba

"K a m u.....!!!!" Ujar lelaki tua itu memanggilku sambil matanya menatapku sungguh-sungguh. Membuyarkan pikiranku serta semua lamunan dan membuatku terjebak antara takut dan bingung.

"Kamu suka belajar agama islam, ya?" Tanyanya.

Aku mengangguk.

Lantas gantian dia yang kini menatapku dari atas kerudung sampai ujung kakiku. Membuatku jadi salah tingkah dan serba salah.

Lantas dia berkata tanpa kutanya,
"Kamu akan belajar agama islam dari orang nomor satu di dunia"
Sementara pandangan matanya terus menghujam tepat di mataku serasa menusuk hingga ke jantungku.

Aku ketakutan tapi juga bahagia.

Aku ngeri tapi juga senang luar biasa.

Belajar islam dari orang nomor satu di dunia? Wow.. Hebat sekali kedengarannya. Meski sebelumnya tak yakin dengan kebenaran apa yang diceritakan tentangnya tapi apa yang diucapkannya ingin kupercaya.

Belajar agama islam, ya aku sangat menginginkannya.
Dari orang nomor satu di dunia? Wow hebat sekali! Siapa ya? Tapi memangnya ada orang nomor satu di dunia? Dimana dia berada? Di negeri arab barangkali ya? Setidaknya islam kan bermula dari sana.. Berarti kelak aku akan pergi ke negeri arab? Dan aku juga akan bisa bahasa arab?

Dan pikiran kecilku kala itu segera sibuk sendiri. Sampai langkah-langkah kakiku menjauh dari rumah itu pun aku masih saja memikirkan ucapannya.

Dan sejak hari itu aku menunggu..
Menunggu sesuatu dalam hidupku...
Sesuatu yang aku mau..
Belajar dari orang nomor satu..
Hingga disinilah aku..
Tujuh tahun berselang dari waktu itu...

===============BERSAMBUNG======================